Pasir Berbisik, Kuda Putih, dan Pengalaman Pertama Ara

by - November 06, 2017






 Perjalanan kami dimulai selepas sholat Maghrib, berangkat bertiga naik motor sudah jadi kebiasaan kami ketika ingin menghabiskan akhir pekan keluar kota. Kali ini kami memilih wisata alam, Gunung Bromo. 

Awalnya kami maunya nurut apa kata om google map, tapi pas isi bensin di pom bensin pasuruan sama mas operatornya ga disarankan lewat sana, apalagi kami solo rider takut terjadi hal-hal yang ga diinginkan kalau lewat hutan sesuai petunjuk google map. Bahkan beberapa pengendara juga tidak menyarankan lewat sana, meskipun jarak dan waktunya jauh lebih dekat.

Kalau dari arah Surabaya, belok kekanan pas didepan rumah makan Pak Sholeh, ada gapuranya kok tulisannya “Selamat Datang di Kawasan Bromo” setelah masuk lurus aja ngikuti jalan.


Perkiraan awal sampai area Bromo jam 9 malam, tapi karena kami disarankan lewat Tongas alhasil kami sampai daerah Sukapura sekitar jam 22.30, pas ditengah jalan ada mas-mas yang nawarin kamar untuk istirahat, yaa karena bawa anak ya sudah lah kami memilih menerima tawaran si mas tadi.

Homestay tempat kami menginap cukup sederhana, didalam rumah ada 7 kamar. Rupanya malam itu kami cukup beruntung dapat kamar family room, satu kamar ada 1 spring bed ukuran 160x200 cm dan 1 extra bed yang ukurannya sama dengan spring bed utama. Seperti kebanyakan home stay dikawasan Bromo, kamar mandinya ada di luar. Untuk harganya lumayan lah, dealnya 200.000 tapi awal nawarin harganya 250.000.-


Namanya Family homestay, diluar selain ada musholla juga ada warung. Tapi karena kami kemalaman alhasil warungnya sudah tutup, untungnya tadi waktu berangkat sempat beli pisang pasir di Sidoarjo. 

Yang lucu nih, kawasan Bromo kan dingin pake banget, lha kok Ara bilang panas kamarnya kok gak ada AC nya. Emaknya aja tidur pakai jaket, selimut plus bed cover lha kok dia njebablah ga mau pake selimut.

Dari awal kami memang ga ada rencana menikmati sunrise, jadi alarm disetel jam 05.30 dan kitanya mbangkong sampe jam 06.30 Ga pake acara mandi setelah beres-beres barang bawaan kami langsung pamitan naik ke atas dan nanti ga pake mampir lagi tapi langsung pulang. Sebenarnya boleh balik lagi lho kalau masih mau istirahat, tapi karena kami maunya balik ke rumah sebelum Ashar kami memutuskan langsung balik setelah dari Bromo.

Perjalanan dari homestay ke kawasan wisata gunung bromo sekitar 20 menit. Jalanannya ga nanjak-nanjak amat kok, cukup landai dilalui mobil atau motor. Di POS pertama kami harus membayar tiket masuk sebesar Rp 15.000,- untuk kendaraan bermotor dan ga sampai 5 menit perjalanan lhoo kok ada POS lagi, kirain tadi bayar masuknya Cuma 15.000 ternyata nggak. Untuk memasuki kawasan pasir berbisik dan kawah Bromo tiket masuk wisatawan domestik Rp 35.000,- per orang atau Rp 70.000 untuk motor dengan 2 penumpang. Beda lagi kalau wisatawan asing, tiket masuknya Rp 300.000,- per orang


Dari POS 1 sebenarnya udah ada yang nawarin naik Jeep, tadi sih ditawarin Rp 150.000,- per jeep untuk sampai ke pasir berbisik. Tapi nggak lah, kan kami ingin menikmati sensasi naik motornya. Ternyata yaa, ga direkomendasikan banget naik motor matic seperti kami. Bolak balik selip dan alhasil saya yang harus ngalah, turun dan jalan kaki deh biar ga jatuh bertiga. Lebih amannya sih naik motor bebek atau motor trail. 

Sampai didekat kawah, banyak banget warung yang jualan aneka minuman hangat dan mie instan. Tapi jangan ditanya harganya yaa, 1 porsi indomie goreng dihargai Rp 10.000,- kalau pakai telor jadi Rp 15.000,- its oke lah, ini antah berantah brow jauh dari sumber daya air dan api hehehehe untung semalam sempat beli air mineral dan sedikit cemilan bisa ngurangin pengeluaran jajan.


Oh iya, perjalanan ini juga jadi pengalaman pertama saya naik kuda. Seumur-umur baru kali ini saya ngerasain yang namanya naik kuda itu rasanya seperti mau jatuh aja bawaannya. Yang pilih kuda Ara, dan seperti biasa dia pilih yang warna putih. Naiknya OK lah saya mau, tapi nggak buat baliknya, mending saya jalan kaki daripada jejeritan kayak sekumpulan abege yang naik kuda dibelakang Ara. Untuk naik kuda pulang pergi saya bayar Rp 100.000,- padahal semalam mas yang nawarin homestay udah kasih tau jangan lebih dari 75.000, tapi ya sudah lah demi menyenangkan anak.

Sekita jam 10 pagi kami memutuskan untuk pulang, dengan melewati rute yang sama kami pulang dengan penuh perjuangan juga, ngepot kesana kemari. 

Saya dan suami lebih memilih untuk berwisata alam dengan anak kami, karena kami ingin mengenalkan alam dan membuat dia tahu ini lho hebatnya Tuhan dan kita harus mensyukuri segala nikmat yang diberikan Tuhan. 

Oh iya, beberapa tips untuk orang tua yang ingin mengajak buah hatinya berwisata alam dengan menaiki sepeda motor  :

  1. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima
  2. Pakai baju yang paling nyaman, yang menyerap keringat
  3. Pakai jaket tebal , kaos kaki, kaos tangan, masker penutup hidung dan mulut, serta kacamata
  4. Karena kita pakai motor, ga mungkin kan bawa perlengkapan yang banyak, bawa saja ransel dalamnya cukup isi saja 2 pasang pakaian ganti, obat-obatan sederhana, dan 1 mainan favoritnya.
  5. Jangan lupa bawa air putih, jangan sampai anak ataupun kita jadi dehidrasi



You May Also Like

0 komentar