Flash Back Journey : Bulan Madu yang Tertunda

by - September 16, 2016

Sama seperti pasangan menikah pada umumnya, kami tentu ingin menikmati waktu berdua saja atau biasa disebut bulan madu. Tapi, karena keterbatasan ekonomi, maklum kami bukan berasal dari keluarga yang berlebihan, rasanya keinginan itu kami pendam dalam hati saja.

Disekitaran Desember 2014 kami lihat ada lomba foto di Dapur Coklat dengan tema kasih sayang, dan salah satu hadiahnya adalah berlibur ke pulau Lombok selama 3 hari 2 malam. Wah, semangat donk apalagi Lombok adalah destinasi wisata impian saya dan suami untuk berbulan madu. Sebenarnya konsep fotonya saya dan Ara sederhana saja, Cuma kata panitianya dalam foto kami ada chemistry yang kuat antara ibu dan anak, dan itu Darwis Triadi lho jurinya.

Foto saya dan Ara
Singkat kata, kami diberi hadiah 2 buah tiket Citilink pulang pergi Surabaya-Lombok dan voucher hotel Kila-Senggigi di Lombok untuk 3 hari 2 malam di tanggal 2-4 Maret 2015. Karena harinya pas hari kerja mau tidak mau saya dan suami harus mengajukan cuti ke kantor masing-masing. Untunglah Pak Bos pengertian dan mengijinkan kami berdua menikmati liburan kami.

Berangkat dari rumah karena waktu itu belum punya mobil, kami berdua naik motor. Oh iya, sementara Ara dirumah dulu berdua aja sama utinya.Di bandara Juanda kami menuju ke Terminal 1, motor kami titip inap. Pesawat kami berangkat sekitar jam 8 pagi dan sampai di bandara Praya-Lombok sekitar jam 9 pagi. Ini juga jadi pengalaman pertama abi naik pesawat, seumur hidup dia belum pernah bepergian dengan pesawat. Beberapa hari sebelum keberangkatan saya tahu dia gugup bahkan diatas pesawat dia lebih banyak diam, gak seperti biasanya yang selalu ceriwis.

Sampai di Lombok kami benar-benar “buta” karena tidak ada penjemputan dan kami berdua belum pernah ke Lombok sebelumnya. Berbekal google dan tanya sana sini kami akhirnya naik Damri yang memang rutenya ke arah Senggigi. Ongkos per orang Rp 25.000 dan setelah menunggu hampir 30 menit bis kami akhirnya berangkat, info kondekturnya perjalanan sekitar 1,5 jam jadi kami bisa lebih banyak menikmati pemandangan Lombok. Layaknya Damri bandara, bis yang kami tumpangi juga didominasi wisatawan dengan barang-barangnya. Kata abi “ suasana kotanya kayak Sidoarjo ya, aura wisatanya gak kerasa “ . Bis kami masuk ke terminal bis Mandalika di kota Mataram, disana banyak penumpang yang turun untuk berganti bis atau kendaraan umum lainnya.

Voucher Hotel dari Traveloka

Sampai didepan “gang” menuju ke hotel Kila-Senggigi kami turun, jalannya lumayan jauh sekitar 500 meter. Posisi hotelnya memang masuk dulu ke semacam gang besar, didepan hanya ada papan nama aja tapi kalau naik kendaraan umum sudah pasti tahu semua kok supirnya. Gak cocok banget deh style kami waktu itu, gayanya backpacker tapi nginapnya di hotel berbintang yang harga permalamnya sekitar 1,2 juta. Di voucher hotel yang saya terima saya kamarnya yang tipe Bungalow-Sea View dengan total harga Rp 2.496.002 untuk 2 malam. Wow, harga yang cukup fantastis untuk kami. Didepan pintu masuk sudah ada tuh nama saya di welcoming guess, karena masih belum waktunya check in jadinya kami nunggu aja dulu di lobi sambil menikmati pemandangan sekitar.

Di area Lobi

Sekitar jam 1 siang kamar kami sudah siap, ternyata bentuknya yaa bungalow seperti namanya seperti rumah-rumah kecil disepanjang private beach disepanjang bibir pantai Senggigi. Yah, karena memang bukan musim liburan jadinya tidak banyak tamu yang menginap disana.

Didepan Bungalow kita

Kamarnya cukup luas dengan tempat tidur king size, LED 32”, lemari es, kamar mandinya tipe shower dan segala fasilitas layaknya hotel bintang 4 lainnya. Ada 2 pintu disetiap kamar, dibelakang dan disisi depan yang begitu dibuka langsung menghadap ke pantai Senggigi. Didepan juga ada teras dengan 2 tempat duduk dimana kami bisa bersantai sambil menikmati matahari tenggelam. Untuk koneksi internet gak perlu khawatir karena disetiap kamar ada router nya jadi wuzz wuzz banget koneksi internetnya.

Didalam Kamar
Yah, karena kami dapat hadiahnya hanya berupa tiket pesawat pulang pergi dan voucher hotel untuk makan siang, makan malam maupun jalan-jalan ya bayar sendiri dan kami betul-betul mengandalkan google serta tanya sana sini. Hari pertama kami kedatangan tamu nih, bun Nia main ke hotel bareng suami dan anak-anaknya. Senang banget akhirnya ada yang kami kenal disini.

Malam pertama kami gak kemana-mana, bahkan beli makan malam kami juga jalan aja disekitaran jalan pantai Senggigi. Banyak juga kok wisatawan asing dan domestic yang jalan kaki disana, suasananya memang beda banget sama Bali. Disini gak ada tuh bule yang jalan cuma pakai bikini dan hot pants. Akhirnya kami makan di warteg aja tuh, yang jual juga orang Jawa. Harga makanan disana gak jauh beda sama di Surabaya, kami berdua makan ayam penyet plus 3 gelas es teh cuma 34 ribu, martabak juga cuma 18rb.

View nya langsung menghadap ke pantai Senggigi

Keesokan harinya setelah sarapan, yang didominasi sama menu barat, kami menyewa motor. Tarif sewanya Rp 50.000 per hari, syaratnya juga gak neko-neko mereka cuma minta KTP sama tanya nginapnya di hotel mana. Langsung dehh cuss kita jalan-jalan keliling kota Mataram, pertama kami main dulu ke rumah bun Nia, lagi-lagi mengandalkan google map. Selesai silaturahmi disana saya janjian nih sama teman yang kebetulan satu perusahaan dan tugasnya di Lombok. Ketemuan sama bu Shinta kami diajak makan sate maranggi, gak tau berapa harganya soalnya yang bayarin bu Shinta heheheh, lanjut belanja sedikit oleh-oleh buat keluarga.

Sampai agak sore kami balik ke hotel, setelah menikmati matahari tenggelam dan main-main dipantai kami bersih-bersih diri terus lanjut jalan-jalan naik motor lagi keliling disekitaran Mataram. Malam mulai kelaparan akhirnya kami putuskan makan mie ayam aja, dan lagi-lagi yang jual juga orang Lamongan harganya juga murah, 2 porsi mie ayam plus pentol dan 3 gelas es teh cuma 27 ribu.  Sekitar jam setengah sepuluh malam kami balikin motor ke rental dan istirahat dikamar aja.

Pagi harinya kami udah siap-siap mau balik ke Surabaya, karena jadwal penerbangan kami masih nanti jam 3 sore kami memutuskan berenang dulu di kolam renang setelah sarapan. Lalu sekitar jam 8 kami sewa motor lagi dan jalan-jalan disekitaran jalan Senggigi. Jam 11 siang kami check out dan nungguin Damri dipinggir jalan lagi.

Alhamdulillah perjalanan pulang lancar jaya, sampai di bandara Juanda sekitar jam 5 sore langsung deh cuss ke parkiran motor. Karena khawatir helm nya “menghilang” kami titipin di tempat penitipan, dan biayanya ternyata 30 ribu untuk 2 helm selama 3 hari. Dan ini yang bikin ketawa, ternyata bayar parkir motornya cuma 6 ribu aja, murahan parkir motor ya daripada parkir helm. Pengalaman yang seru dan menyenangkan meskipun kami belum menikmati pulau Lombok sepenuhnya. Semoga dilain waktu ada rizki yang lebih lagi atau mungkin bisa dapat hadiah lagi, Amiinn

Didepan pintu masuk Hotel




You May Also Like

0 komentar